Jika Anda sedang berencana untuk membangun rumah atau memperkuat bangunan yang sudah ada, Anda bisa mempertimbangkan penggunaan geotextile seperti woven geotextile. Material ini adalah salah satu solusi ekonomis yang dapat diaplikasikan dalam berbagai proyek teknik sipil.
Namun, tahukah Anda bahwa selain woven geotextile, ada juga material lain yang bernama non-woven geotextile? Memangnya, apa perbedaan non-woven dan woven geotextile?
Dalam artikel ini, Anda akan bisa mengetahui perbedaan non-woven dan woven geotextile, contoh penerapannya, dan banyak informasi lainnya. Mari simak bersama!
Apa itu Woven Geotextile?
Woven yang berarti menganyam, menunjukkan bahwa woven geotextile adalah lembaran material geosintetik yang dibuat dari serat sintesis yang dianyam atau ditenun. Lembaran ini mendapatkan tambahan perlindungan untuk bisa tahan melawan sinar UV. Kekuatan tariknya cukup tinggi untuk mengatasi masalah perbaikan tanah.
Proses anyaman ini membuat woven geotextile mampu menahan beban yang cukup berat, juga pori-pori yang relatif rapat, sehingga air maupun cairan lainnya tidak mudah melewati material ini. Karakteristik ini dapat diaplikasikan untuk bahan penanggulangan erosi.
Selain itu, woven geotextile juga banyak digunakan dalam bidang teknik sipil karena efektivitasnya. Masalah pembuatan jalan atau timbunan dasar tanah lunak seperti rawa dapat ditanggulangi menggunakan woven geotextile ini. Tensile strength atau kekuatan tariknya juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan non-woven geotextile.
Sebagai perkuatan tanah dasar yang lunak, biasanya woven geotextile digunakan sebagai lapisan untuk ditimbun bagian atasnya. Woven geotextile juga bisa menyalurkan beban di atasnya secara merata sehingga dapat mereduksi terjadinya penurunan tanah.
Woven geotextile yang dianyam ini bisa digunakan di daerah pantai, lahan bekas rawa yang memiliki kontur tanah lunak, konstruksi rumah, maupun jalur kereta api. Ketika dipasang dengan benar, woven geotextile ini akan meningkatkan kinerja, mengurangi biaya pemeliharaan jangka panjang, dan memperpanjang umur proyek.
Apa itu Non-Woven Geotextile?
Di Indonesia, masih banyak yang belum mengetahui keberadaan non-woven geotextile dan mengira woven geotextile adalah satu-satunya geotextile yang ada.
Seperti namanya, non-woven geotextile adalah jenis geotextile yang tidak melalui proses anyaman, melainkan melalui proses termal (dengan panas), kimia, atau mekanis. Geotextile ini berbahan dasar fiber polyester atau polypropylene. Bentuknya mirip sekali seperti karpet, sehingga banyak orang yang menyebut material ini karpet jalan.
Berkebalikan dengan woven geotextile, material tak beranyam ini adalah salah satu material konstruksi yang bisa ditembus air karena memiliki sifat permeable. Fungsinya adalah sebagai separator, stabilitator, dan filtrasi.
Sebagai separator, woven geotextile sebenarnya lebih banyak digunakan. Meski begitu, lembaran non-woven geotextile yang lebar dapat dipakai untuk mencegah agar suatu material tidak tercampur dengan material lainnya. Seperti mencegah naiknya lumpur ke lokasi perkerasan atau tanah dasar dan tanah timbunan.
Contoh penggunaan non-woven geotextile sebagai stabilitator adalah untuk proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng, dan lain-lain. Mengenai ini, masih ada banyak perdebatan apakah bahan ini benar-benar cocok digunakan untuk memperkuat lereng. Sifatnya yang permeable menjadikannya efektif untuk jenis tanah biasa, bukan tanah lunak. Kurangnya kekakuan bahan juga tidak mereduksi terjadinya penurunan setempat (differential settlement) akibat tanah lunak atau kurang baik.
Untuk filtrasi, non-woven geotextile berfungsi membungkus pipa drainase dalam pembuatan saluran drainase. Umumnya proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah) yang menggunakan material ini.
Keunggulan menggunakan geotextile lembaran ini dalam suatu proyek konstruksi adalah Anda dapat meringankan biaya. Sebagai contoh, penggunaan non-woven geotextile pada proyek penguatan atau perbaikan tanah adalah metode paling ekonomis dibandingkan menggunakan metode penguatan tanah lainnya.
Mengenal Apa itu Geosintetik?
Dilihat dari pengertian katanya, geosintetik terdiri dari kata Geo yang punya arti bumi dan Sintetik yang artinya buatan.
Jadi, geosintetik adalah suatu bahan atau material yang dibuat manusia untuk digunakan dalam berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan bumi atau tanah.
Jika dilihat dari istilahnya di lapangan, geosintentik dikenal sebagai material buatan manusia, yang terutama terbuat dari polymer (sejenis plastik), dan digunakan pada proyek teknik sipil yang berhubungan dengan tanah dan bebatuan.
Secara luas, geosintetik digunakan di bidang teknik sipil, geoteknik, lingkungan, ataupun pertanian, sehingga bentuk juga tipenya berkembang sesuai dengan kebutuhan. Biasanya, material geosintentik digunakan dalam proyek penanggulangan erosi, pemisah dua material yang berbeda gradasi, bahan filter, perkuatan tanah, perkuatan dinding penahan tanah, hingga perbaikan konstruksi tanah dan jalan raya yang memiliki kontur serta permukaan tanah labil.
Jenis-Jenis Geosintetik
Ada banyak jenis geosintentik di pasaran, tapi tidak semua orang tahu mengenai jenis-jenis tersebut. Banyak kontraktor bangunan yang menggunakan beberapa jenis seperti woven geotextile atau geocell, tapi jenis geosintetik lain masih belum dikenal luas. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis geosintentik, berikut ini rangkuman daftar dan pengertiannya:
1. Geotextiles
Geotextile adalah salah satu jenis geosintetik yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu non-woven dan woven geotextile. Kedua jenis geotextile ini memiliki fungsi dan bentuk yang berbeda meski keduanya tetap berfungsi sebagai separator, filter, dan drainase dalam geoteknik. Fungsi utama dari non-woven atau woven geotextile adalah untuk perkuatan dan perlindungan. Sedangkan, bahan dasar pembuatannya adalah polyesther atau polyprophilene.
2. Geogrids
Jenis geosintetik yang kedua adalah geogrid, salah satu jenis material geosintetik dengan bahan polimer yang dibentuk dengan ekstrusi, tenun, atau pengelasan untuk membentuk produk dengan bukaan yang cukup besar. Bukaan ini memiliki berbagai kekuatan, regangan, dan kemampuan membawa beban untuk aplikasi perkuatan tanah.
Material dasar geogrid bisa berupa polypropylene, polyethylene, dan polyester atau material polimer yang lain. Geogrid digunakan di banyak struktur seperti bendungan dan perkerasan berkat kemampuannya untuk mendistribusikan kembali beban ke area yang lebih luas, kapasitas menahan tinggi, kekuatan tarik tinggi, dan sifatnya yang ramah lingkungan.
3. Geomembranes
Geomembranes adalah lembaran plastik berbahan baku HDPE / LLDPE / PVC, dll. Lembaran ini dibuat menggunakan mesin canggih dan modern sehingga berat jenis dan ketebalannya terjaga. Geomembrane dapat mengontrol gerakan cairan karena mempunyai karakteristik yang kedap terhadap cairan. Karena kedap air, material ini dapat mencegah terjadinya difusi kontaminan, yang sangat penting dalam pengelolaan limbah.
Pengaplikasiannya bisa untuk lingkungan, hidrolik, transportasi, minyak dan gas, serta industri limbah. Jenis geomembrane yang paling umum adalah lembaran lebar polimer. Saat geomembrane yang lebih besar diperlukan, lembaran-lembaran akan dilelehkan secara termal atau kimia di bagian pinggirnya untuk menjaga kekuatan dan daya tahannya.
Ukuran geomembrane ini dapat disesuaikan, sehingga Anda bisa mendapatkan lembaran sekecil kolam ikan di halam belakang maupun yang sebesar lapangan sepak bola. Meski begitu, geomembrane relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk geosintetik lainnya.
4. Geonets
Geonet merupakan salah satu produk geosintetik yang belum terlalu populer di Indonesia meskipun sudah mulai digunakan oleh para kontraktor. Secara fisik, bentuknya mirip dengan geogrid, seperti anyaman namun lebih renggang jika dibandingkan dengan woven geotextile. Fungsinya juga berbeda dari geogrid karena geonet dirancang khusus untuk sistem pengumpulan dan pelepasan lindi. Material ini bahkan dapat menahan tekanan sampai dengan 500 kPa.
Geonet selalu digunakan bersama dengan non-woven atau woven geotextile yang diletakkan di atas dan di bawah permukaan geonet. Gunanya adalah untuk mencegah masuknya tanah ke dalam lubang geonet yang akan menghalangi fungsi drainase geonet tersebut.
Alasan kenapa geonet banyak digunakan untuk sistem drainase adalah karena material ini memiliki ketebalan sekitar 1 cm. Bandingkan dengan sistem drainase konvensional yang menggunakan gravel beton, yang biasanya setebal 30 cm. Menggunakan geonet tentu dapat menghemat ruang hingga lebih dari 95% lebih dan mempercepat waktu pengerjaan.
5. Geosynthetic Clay liners
Geosintetik clay liner (GCL) terdiri dari dua lapisan non-woven geotextile yang diapit dengan lapisan bubuk natrium bentonit di antaranya. Material ini diproduksi berdasarkan kebutuhan setiap orang, tergantung pada kebutuhanya untuk konstruksi pekerjaan yang berhubungan dengan tenah dan bangunan. Tidak mengherankan jika penggunaan dari geositentik satu ini dinilai penting dalam memberikan perkuatan secara optimal. Material satu ini juga sangat berguna dalam mendukung pondasi pada setiap bangunan berupa tanah dan air.
Geosintetik ini digunakan sebagai penghalang hidrolik untuk air, lindi, atau cairan lain dan bahkan gas. Anda juga bisa menggunakan material ini sebagai pengganti geomembrane atau pelapis tanah liat yang dipadatkan. Bisa juga digunakan secara komposit untuk meningkatkan bahan pelapis yang lebih tradisional.
6. Geofoams
Bahan geosintetik satu ini menggunakan polystyrene sebagai bahan dasarnya. Berdasarkan proses pembuatannya, ada dua macam geofoam, yaitu EPS (Expanded Polystyrene) dan XPS (Extruded Polystyrene). Geofoam ini memiliki karakteristik tingkat densitas atau kepadatan yang sangat ringan, hanya sekitar 1% dari densitas material tanah.
Dalam struktur geoteknik seperti timbunan, densitas dari materialnya sangat mendominasi pada desain gravitasi dan seismik. Penggunaan geofoam di sini dilakukan sebagai pengganti material tanah untuk mengurangi beban pada struktur timbunan.
7. Geocells
Jenis bahan geosintentik berikutnya yang juga berguna untuk geoteknik adalah geocell. Bentuknya berupa panel tiga dimensi yang fleksibel dan ringan, yang bisa dikembangkan atau diperluas seperti harmonika. Bahan ini memiliki banyak fungsi, di mana selain digunakan untuk perkuatan, material utama geocell adalah HDPE (High Density Polyetgylene) yang diikat dengan cara ultrasonik. Hasilnya, geocell dapat menghasilkan konfigurasi yang kuat dan serbaguna.
Kita mengenal dua jenis geocell berdasarkan permukannya saat ini: Smooth dan Textured. Kedua jenis ini memiliki fungsi yang berbeda dalam proyek konstrukti bangunan.
8. Geopipes
Seperti namanya, geopipe adalah pipa resapan atau pipa drainase yang berbahan dasar HDPE. Bahannya yang plastik menjadikan geopipe sebagai pipa fleksibel dengan karakteristik bergelombang (corrugated) dan berlubang (perforated) di seluruh badan pipa. Biasanya, pipa ini datang dalam bentuk gulungan dan batangan.
Kekuatan pipa ini sangat baik, sehingga banyak digunakan untuk menggantikan penggunaan saluran beton atau pipa besi. Pipa ini dapat mencegah genangan air pada kondisi terbuka saat hujan dan setelah hujan dengan mengalirkan air pada sistem drainase di bawah tanah. Anda dapat menggunakan pipa ini bersama dengan non-woven atau woven geotextile sebagai filter dan menambahkan kerikil di sekitar pipa sebagai resapan. Contoh pengaplikasian geopipe lainnya adalah sebagai berikut:
Drainase bawah permukaan pada konstruksi jalan.
Drainase pada konstruksi perumahan dan komersial.
Drainase pada tambang.
Pondasi bangunan.
Lahan agrikultur.
Lahan konstruksi.
Aplikasi dinding penahan.
Lapangan olahraga dan tempat rekreasi.
9. Geocomposites
Geotextile composite adalah jenis geotextile yang terbuat dari non-woven geotextile dan diperkuat dengan anyaman benang polyester dua arah. Bukan untuk mendapatkan woven geotextile, tapi melalui cara tersebut, didapatkanlah sebuah bahan yang bisa digunakan untuk perkuatan, separasi, sekaligus juga untuk filter. Jenis ini cukup umum dan dengan mudah bisa didapatkan di pasaran.
Dibandingkan material lainnya, geocomposite memiliki sejumlah keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut adalah:
Geocomposite memiliki kekuatan tarik yang tinggi dari arah panjang dan lebarnya. Hal ini berdasarkan hasil uji lab.
Geocomposite memiliki sifat permeable yang tinggi, sehingga mampu meloloskan air dengan baik. Itulah kenapa material ini banyak dijadikan sebagai bahan filter air dalam pekerjaan proyek.
Proses pemasangannya mudah dan cepat.
Menggunakan geocomposite bisa menekan biaya karena metode ini lebih murah dibandingkan metode penanganan lainnya.
3 Tipe Geotextile yang Perlu Anda Ketahui
Selain non-woven dan woven geotextile, masih ada lagu satu jenis geotextile yang kita kenal, yaitu composite geotextile. Berikut ini masing-masing ulasannya.
1. Woven Geotextile
Woven geotextile berbentuk lembaran yang dianyam (ditenun) dan sekilas sangat mirip dengan karung beras plastik. Kebanyakan dari woven geotextile ini diproduksi dalam warna hitam. Woven geotextile memiliki tingkat tensile strength atau kekuatan tariknya lebih tinggi dari non-woven, sampai sekitar dua kali lipat untuk gramasi atau berat per m2 yang sama.
2. Non-woven Geotextile
Non-woven geotextile adalah jenis geotextile tidak dianyam yang dibuat melalui proses termal, kimia, dan mekanis. Umumnya, non-woven geotextile diproduksi dalam warna putih. Dibandingkan dengan woven geotextile, non-woven geotextile ini tidak cocok untuk penggunaan yang menuntut akurasi tinggi. Contohnya seperti lapis dasar untuk perkuatan timbunan tinggi pada tanah lunak atau konstruksi dinding penahan tanah.
3. Composite Geotextile
Tipe geotextile yang ini sebenarnya adalah gabungan dari beberapa geosintetik yang berbeda, sehingga didapatkanlah sebuah material dengan fungsi yang dibutuhkan dengan biaya minimum. Composite geotextile ini biasanya dibuat dari non-woven atau woven geotextile tahan UV dan geogrid yang diperkuat. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan manfaat atau biaya.
Geotextile satu ini biasanya digunakan untuk menghilangkan lumpur dan mengendalikan polusi dari proyek pengerukan, untuk mencegat dan menghilangkan lindi dari lokasi TPA, dan untuk mengirimkan gas atau air di bawah lapisan dinding kolam buatan.
Perbedaan Ketahanan Non-Woven dan Woven Geotextile
Memilih bahan dan material yang tepat untuk proyek Anda sangatlah penting. Itu sebabnya, selain mengetahui pengertian dan contoh pengaplikasiannya, penting juga untuk mengetahui daya tahan non-woven dan woven geotextile.
Penjelasan singkatnya, woven geotextile memiliki nilai kekuatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan non-woven geotextile. Karena tidak dianyam seperti woven geotextile, non-woven geotextile mempunyai karakteristik yang mudah meloloskan air. Ini memberikan solusi yang baik jika Anda mempunyai masalah dengan air tergenang.
Menilik dari kekuatannya, anyaman woven geotextile menciptakan tulangan yang kuat. Artinya, woven geotextile lebih kuat dan tahan lama dibandingkan non-woven. Saat Anda hendak membeli woven geotextile, karakterstik beratnya jarang dispesifikasi dengan jelas karena woven geotextile biasanya digunakan untuk perkuatan dan separator apapun beratnya. Namun, karena proses pembuatannya lebih mahal dan rumit, harga woven geotextile juga relatif lebih mahal dan tidak seterjangkau non-woven.
Umur Produktif Non-Woven dan Woven Geotextile
Non-woven dan woven geotextile yang dibuat dengan serat atau benang sintetis umumnya berbahan dasar polyester atau polypropylene. Bahan-bahan ini tidak menyerap air, tidak mendukung tumbuhnya jamur atau lumut, dan secara kimiawi tahan terhadap tingkat pH 1-14, serta stabil hingga suhu 150 °C. Ketika dikubur, geotextile yang terbuat dari bahan-bahan ini memiliki lifespan lebih dari 200 tahun.
Ini menunjukkan bahwa non-woven dan woven geotextile dapat digunakan di banyak lingkungan yang cukup agresif karena ketahanan bahan dasar utamanya yang sangat baik terhadap degradasi di lingkungan ini. Baik itu degradasi biologis atau fisik, non-woven geotextile dan woven geotextile tidak rentan dalam kondisi penguburan tanah normal atau ketika melakukan kontak dengan lindi TPA.
Material non-woven dan woven geotextile ini juga memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap radiasi UV. Meski begitu, pemasangannya perlu dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah paparan radiasi ultraviolet yang tidak perlu.
Dalam percobaan, masa pakai non-woven dan woven geotextile yang terbuat dari serat ternyata lebih lama daripada geotextile polipropylene, di mana geotextile serat dapat bertahan lebih dari 50 tahun. Meski begitu, umur kain geotextile dapat diperpanjang hingga 20 tahun dengan berbagai perawatan dan kombinasi pemakaian.
Metode Pengujian Non-Woven dan Woven Geotextile
Untuk menentukan apakah bahan pembuatan non-woven dan woven geotextile cocok untuk aplikasi tertentu, material ini harus menjalani prosedur pengujian mekanis yang sesuai. Pada umumnya, geotextile harus menahan tarikan dan tusukan dalam proses penerapannya. Jika tidak diuji sebelumnya, kedua hal itu dapat menyebabkan kegagalan prematur pada non-woven dan woven geotextile yang digunakan dan menyebabkan bencana.
Metode pengujian non-woven dan woven geotextile yang paling umum dilakukan adalah pengujian tarik lebar, pengujian ketahanan terhadap tusukan, juga pengujian tarik-menarik. Masing-masing metode membutuhkan set-up khusus yang digunakan untuk mengevaluasi karakteristik material yang berbeda.
Pengujian tarik lebar adalah uji tarik umum di mana sampel non-woven atau woven geotextile yang berbentuk persegi panjang ditempatkan ke dalam mesin uji tarik secara vertikal, sehingga masing-masing ujungnya dipegang dengan grip atau alat pemegang. Alat pemegang ini kemudian akan digerakkan ke arah berlawanan hingga sampel material akan membentang kuat sampai sobek atau putus.
Biasanya, material seperti non-woven dan woven geotextile dirancang lebih lebar dibandingkan panjangnya karena selama penerapannya nanti, sebagian besar material akan mengalami gaya tarik.
Pengujian ketahanan terhadap tusukan mampu mengukur kemampuan non-woven dan woven geotextile dalam menahan penetrasi benda tajam atau runcing seperti tongkat, ranting, pipa, atau tiang. Pengujian dengan metode grab mirip dengan metode tarik karena dirancang untuk mengukur reaksi material saat ditarik. Perbedaan utamanya adalah alih-alih memuat material secara vertikal, sampel materialnya dimuat secara horizontal.
Ternyata ada banyak juga informasi tentang perbedaan serta fungsi non-woven dan woven geotextile berdasarkan penjelasan di atas. Karena dibuat dengan cara yang berbeda, non-woven dan woven geotextile memiliki kegunaan yang beragam. Sekarang, jika Anda ingin mendapatkan kedua material ini, di manakah tempat yang menjual non-woven dan woven geotextile terbaik dengan kualitas premium dan harga terjangkau?
Di Geosinindo, Anda bisa menemuka aneka material geosintetik seperti geopipe, material drainase, dan tentunya non-woven serta woven geotextile. Jangan ragukan kualitas dari Geosinindo karena produk dan layanannya berstandar internasional dengan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai non-woven dan woven geotextile terbaik dari Geosinindo, klik di sini sekarang!
Comments