top of page
  • Geosinindo Team

Curing Beton: Pengertian, Fungsi, dan Metodenya


Curing Beton: Pengertian, Fungsi, dan Metodenya

Pernahkah Anda mendengar tentang curing beton? Beton merupakan elemen penting dalam pekerjaan konstruksi. Material ini tersusun dari kombinasi agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil). Kegunaannya pun luas sekali, mulai dari pembuatan pondasi hingga pengerasan jalan. Agar struktur konstruksi dapat bertahan lama, beton perlu melalui prosedur khusus. Nah, curing beton ialah prosedur yang dimaksud. Bagaimana cara penerapannya?


Curing beton adalah prosedur perawatan, benarkah?

Curing beton adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mempertahankan fleksibilitas beton. Hal ini dilakukan mengingat sifat dasar beton yang cenderung mudah mengeras. Dengan begitu, struktur yang menggunakan beton tersebut bisa bertahan lama. Lalu, kapan curing beton dilakukan?


Curing beton dilakukan saat permukaan beton sudah melalui fase pengerasan (hardening). Tujuannya adalah untuk memastikan agar senyawa kimia yang dikandung beton sudah stabil. Jika terlalu cepat (sebelum hardening), dikhawatirkan senyawa kimia masih belum stabil dan curing justru akan merusak struktur beton. Begitu pula jika terlalu lama (jauh setelah hardening), maka curing justru tidak memberi efek pada struktur beton karena sudah mengeras.



Memahami fungsi curing beton

Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya, fungsi curing beton adalah agar struktur beton memiliki fleksibilitas. Beton yang terlalu keras dan kering hanya akan membuat konstruksi sulit menyatu dan mudah retak. Selain itu, curing beton juga dilakukan agar beton dapat bertahan melalui perubahan cuaca.


Metode curing beton

Curing beton bisa dilakukan melalui beberapa pilihan metode. Tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing metode.


1. Curing dengan cairan

Metode yang pertama adalah curing dengan cairan. Seperti namanya, bahan untuk curing beton yang satu ini menggunakan cairan, tepatnya air. Caranya adalah dengan menyiram beton yang sudah melalui fase hardening menggunakan air.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan curing beton model ini? Curing dengan cairan selesai setelah semua cairan meresap ke dalam struktur. Selain mudah, metode ini pun disukai karena murah dan bisa digunakan untuk beberapa jenis beton sekaligus, seperti box culvert dan blok paving.


2. Curing dengan penguapan

Metode curing penguapan lebih umum digunakan di daerah yang memiliki musim dingin. Untuk melakukan metode ini, beton terlebih dahulu disimpan dalam suhu 10-30 °C. Selanjutnya, beton dibasahi beberapa kali.

Setelah struktur beton mencapai kekuatan tekan yang diinginkan, langkah selanjutnya adalah penguapan. Ada dua jenis penguapan yang bisa dipilih, yakni penguapan bertekanan tinggi (65-95 °C) dan bertekanan rendah (10-30 °C). Biasanya, metode ini diterapkan pada pembuatan genteng beton.


3. Curing dengan geotextile

Selanjutnya, ada curing beton dengan geotextile yang merupakan sebuah bahan permeabel. Material yang dipilih adalah jenis geotextile non woven.

Biasanya, metode curing dengan geotextile diterapkan pada area yang kesulitan air. Selain tidak memerlukan air, metode ini pun bisa dilakukan tanpa harus menunggu struktur beton melewati fase hardening lebih dulu. Curing beton dengan geotextile disukai karena dapat mempertahankan kualitas beton dalam waktu lama.


4. Curing dengan metode perawatan lainnya

Selain ketiga metode yang telah disebutkan di atas, curing beton juga dapat dilakukan dengan metode infrared. Caranya, beton yang sudah memasuki fase hardening disinari infrared dengan suhu 90 °C selama kurang lebih 3-4 jam.

Ada juga metode hidrotermal yang menggunakan cetakan panas untuk membentuk beton. Campuran pembentuk beton dimasukkan ke dalam cetakan khusus dengan suhu 65 °C, kemudian didiamkan selama beberapa jam.



Curing beton adalah prosedur yang sangat penting untuk struktur beton. Tanpa melakukan prosedur ini, beton akan sulit menghadapi perubahan cuaca. Jika saat ini Anda perlu melakukan curing, bisa menerapkan metode curing dengan produk Geotextile Non-woven yang tersedia di GEOSININDO.

Produk Geotekstil Non-woven GEOSININDO memiliki massa yang lebih rendah, tanpa mengurangi performanya dalam melakukan curing beton. Itu artinya, lebih sedikit plastik yang digunakan. Tertarik? Untuk katalog lengkap dan pemesanan, silakan klik di sini.


Comments


bottom of page